Senin, 12 September 2016

SERDADU DUDA KUDA V

Bagian Kelima:
Episode: Male Mules Sales Males.
Pagi ini adalah pagi istimewa!
Kini baru merasakan bangun pagi dengan suasana lain dihatinya.
Dilemparnya selimut jauh jauh dan berdiri dengan sigap menuju kamar mandi!
Dia merasakan matahari yang bersinar tak sama lagi dengan yang kemarin, ini hari dan tentu seterusnya akan menjadi dunianya.
Akan kuraih dunia ini dengan segala apa yang kubisa.
Katanya dalam hati.
Dia ceria.
Dikamar mandi dia terus bernyanyi sambil menggosok seluruh tubuhnya.
Aku harus membuang semua noda yang dulu dan untuk bersih menjadi aku yang sekarang.
Good bye the past.
Lagi lagi dia tersenyum puas menatap dirinya dicermin.
Aku gagah dan pintar, apalagi yang kurang dari diriku.
Katanya pada dirinya sendiri.
Pakaian untuk keberangkatannya keluar negeri semua sudah didalam koper.
Sementara pakaian untuk dalam perjalanan dipesawat sudah disiapkannya pula.
Pakaian standard executive kelas menengah.
Ya dia pantas untuk tampil anyar karena dia kini sudah menjadi manager kelas dunia.
Kemarin dia dapat kabar dari pimpinan perusahaan untuk menempati pos baru sebagai manager di Bangkok.
Untuk itu dia harus terbang ke Hong Kong untuk wawancara akhir dari kantor pusat di Hong kong.
Perjalanan kini hanya untuk mendapatkan legitimasi posisi itu dari kantor pusat di Hong Kong.
Setahun bekerja di Jakarta, dia merindukan bertemu dengan Yuni tapi tidak pernah sekalipun dia bersua.
Dari Yolanda, atasanya di kantor dia tahu bahwa Yuni sibuk dengan bisnis yang lain.
Setidaknya dia tahu bahwa Yuni bermitra dengan perusahaan international, dan salah satunya adalah perusahaan tempat dia bekerja.
Ada keinginan untuk menelepon Yuni namun dia tak punya keberanian.
Apalah dia.
Setidaknya pekerjaan ini sangat membuat dia merasa hidup kembali.
Pagi itu juga sahabat terbaiknya, Yolanda sudah datang kerumah untuk mengantarnya ke bandara.
Walau Yolanda atasannya di kantor namun hubungan mereka secara pribadi terasa akrab bagaikan sahabat.
Yolanda tak secantik Yuni tapi bagaimanapun kepribadian Yolanda sangat sempurna.
Dia seorang muslimah yang taat.
Pandai menjaga auratnya dan tak mudah melenggokan tubuh dan matanya kepada setiap pria.
Makanya tak banyak pria mampir dalam hidupnya.
Mungkin kepribadian ini datang dari lingkungan keluarganya yang sangat religius.
Yolanda sabar untuk menjadi pendengar yang baik dan memahami setiap sahabatnya dengan hatinya.
Sebelum mobil melaju ke Bandara, Yolanda memegang tangan Doni dan berkata:
“Don? Mari kita berdoa kepada Allah, semoga perjalananmu selamat sampai tujuan!“
Doni menatap kearah Yolanda dengan tersenyum.
“Ibu Ustadzah“ seru Doni dengan tersenyum, iIni hanya penerbangan 4 jam tak lebih.
Lagian pesawat yang aku tumpangi adalah Air Bus, pesawat tercanggih diabad ini!“
“Ya aku tahu.
Tapi kan engga ada salahnya berdoa, Don?“
“Ah, sudahlah, jalan saja!“
Yolanda hanya menghela nafas.
Lambat laun Yolanda tahu sifat Doni sejak awal kerja yang bersandar dengan logika kuatnya.
Bagi Doni ritual agama membawa budaya terbelakang.
Membuat logika orang terpenjara akibatnya kebebasan berpikir terhenti.
Bila kebebasan berpikir terhenti maka kemajuan tidak akan pernah ada.
Jangan salahkan orang barat yang maju dan Indonesia yang terbelakang, ini semua karena budaya kita mengekang kita untuk maju.
Demikian argument Doni dengan analoginya.
Yolanda tak mau berdebat lebih jauh.
Dia hanya berdoa semoga Doni dapat menemukan hidayah untuk lebih mengenal agama sebagai landasannya berpikir, itu saja.
Bersambung..

3 komentar:

 

© Copyright Alam Perwira | Born to Glory Template Created By : Alam Perwira and original template by Denzdii | Powered By : Blogger