Minggu, 11 September 2016

malam takbiran lebaran haji

Saya akan protes!
Tapi nanti, belum waktunya untuk protes, mungkin nanti.
Kalau Tuhan sudah berada di kantong saya, baru saya akan protes.
Tatkala..
Kameraku di rampas, ini cerita kecil pengalaman hajiku yang tak pernah bisa aku lupakan.
Sampai saat ini, bener bener peristiwa kecil yang menyedihkan.
Yang aku permasalahkan bukan kameranya akan tetapi kenapa sekarang banyak para binatang yang pergi haji bahkan yang konon di katakan tanah suci sebutannya, mengapa sekarang di injak injak oleh para binatang keji nan kotor, mungkin sekarang bukan disanalah tanah sucinya namun disinilah di hati para insan yang di anugerahi kesucian dzahir bhatin oleh sumber dari segala macam kesucian.
Tahun 2001 aku haji pertama.
Aku berangkat dari Kairo, naik kapal laut, dua malam.
Dari Suez ke Mina Jeddah.
Aku haji "backpacker" sungguh mengasyikkan dan mengesankan.
Di Makkah aku ikut numpang teman mukimin beserta mufidah.
Di Syib Ali, dekat Jabal Qubaisy, kira kira 100m dari Masjidil Haram.
Suatu hari, aku mengantar jamaah haji dari kampung halamanku, ziarah ke Jabal Tsaur, gunung tempat Nabi dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran kafir Quraisy.
Di situ, di bawah gunung itu, aku ambil kamera, lalu jeprat jepret.
Tiba tiba, Askar (satpol PP) menghampiriku!
Aku lari.
Dia mengejar dan merampas kameraku. Katanya:
Haram!
Haram!
Mamnu' tashwir, di larang ambil foto.
Aku bersedih hati.
Karena itu juga usahaku agar bisa dapat ongkos kembali ke Kairo, sedih rasanya gara gara Askar (satpol PP sana) kameraku di rampas.
Beruntunglah mereka semua para Askar, karena pada waktu itu aku belum mendapatkan suatu perintah mutlak!
Untuk bertindak sepenake wudelku terhadap siapapun dan dimanapun keberadaanku saat itu, pada waktu itu aku masih dibatasi dengan kehendak mutlak.
Dari sang pemilik makkah dan madinah.
Sudahlah, anggap saja keberuntungan masih menyertai para Askar!
Manakala..
Para jemaah menyaksikan itu dan sebagian mereka menangis.
Ya, saat itu foto di larang, haram, baik di Masjidil Haram, maupun di tempat tempat lain yang bersejarah, termasuk di Jabal Abi Qubais.
Mengapa di larang?
Kata teman temanku, jika di Masjidil Haram, larangan itu tepat, karena jika di bolehkan, nanti orang haji atau umrah sibuk foto, ibadah jadi terganggu, tidak khusyuk, ibadah haji juga bukan piknik atau bersenang-senang.
Nah, hari ini kita menyaksikan para jemaah pada Selfie, sendiri-sendiri atau bersama-sama, berombongan, bahkan ada yang siaran langsung melalui alat komunikasi modern bikinan orang asing.
Zaman telah berubah dan semuanya menjadi asing!
Benar benar serba asing sekarang, aku juga sudah mulai merasakan keberadaanku terlalu asing di negeriku sendiri, karena keadaannya benar benar sudah membuatku merasakan bau pesing, sebab akibat sudah mulai berkiblat kepada para kaum yang berkostum atasan Arab namun bawahan Amerika..!
Sesungguh saya merasakan ke galau an, yang tiada tara rasanya, sebagai salah satu panitia Kiamat Kubro yang akan segera di selenggarakan nanti, saya sering menonton tingkah laku ciptaan Nya yang bagiku teramat sangat kurang ajar, gak tahu diri dengan segala macam bentuk ke pesing ngannya..
Sepertinya, tidak perlu di lanjutkan lagi.
Jadi cukup sampai di sini, peristiwa pengantar takbir di malam ini, selamat takbiran wahai engkau yang sedang berpura pura merayakan malam lebaran haji, semoga tidak macet malam ini do'ain ya?
Meskipun do'a kalian semua tak berarti apapun, sampai bertemu kembali..

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Alam Perwira | Born to Glory Template Created By : Alam Perwira and original template by Denzdii | Powered By : Blogger